Setelah membahas sekian banyak jenis
routing protokol yang umum digunakan dalam jaringan, kali ini yang akan dibahas
adalah sebuah routing protokol yang paling terkenal dalam dunia jaringan lokal
berskala menengah hingga besar. Khususnya para administrator jaringan berskala
menengah sampai besar, paling tidak pernah mengenal routing protokol yang satu
ini walaupun belum pernah mengimplementasikannya. Routing protokol ini bernama
Open Shortest Path First atau yang lebih sering disebut
dengan nama OSPF.
dengan nama OSPF.
Mengapa dikatakan paling terkenal?
Yang menyebabkan OSPF menjadi terkenal adalah karena routing protokol ini
notabene adalah yang paling cocok digunakan dalam jaringan lokal berskala
sedang hingga enterprise. Misalnya di kantor-kantor yang menggunakan lebih dari
50 komputer beserta perangkat-perangkat lainnya, atau di perusahaan dengan
banyak cabang dengan banyak klien komputer, perusahaan multinasional dengan
banyak cabang di luar negeri, dan banyak lagi. Mengapa dikatakan paling cocok?
Karena OSPF
memiliki tingkat skalabilitas, reliabilitas, dan kompatibilitas yang tinggi. Mengapa demikian? Nanti akan dibahas satu per satu di bawah.
memiliki tingkat skalabilitas, reliabilitas, dan kompatibilitas yang tinggi. Mengapa demikian? Nanti akan dibahas satu per satu di bawah.
Selain paling cocok, kemampuan
routing protokol ini juga cukup hebat dengan disertai banyak fitur pengaturan.
Sebuah routing protokol dapat dikatakan memiliki kemampuan hebat selain dapat
mendistribusikan informasi routing dengan baik juga harus dapat dengan mudah
diatur sesuai kebutuhan penggunanya. OSPF memiliki semua ini dengan berbagai
pernak-pernik pengaturan dan fasilitas di dalamnya.
OSPF memang sangat banyak
penggunanya karena fitur dan kemampuan yang cukup hebat khususnya untuk
jaringan internal sebuah organisasi atau perusahaan. Dibandingkan dengan RIP
dan IGRP, yang sama-sama merupakan routing protokol jenis IGP (Interior Gateway
Protocol), OSPF lebih powerful, skalabel, fleksibel, dan lebih kaya akan fitur.
Apa
Sebenarnya OSPF?
OSPF merupakan sebuah routing protokol berjenis IGP yang hanya dapat bekerja dalam jaringan internal suatu ogranisasi atau perusahaan. Jaringan internal maksudnya adalah jaringan di mana Anda masih memiliki hak untuk menggunakan, mengatur, dan memodifikasinya. Atau dengan kata lain, Anda masih memiliki hak administrasi terhadap jaringan tersebut. Jika Anda sudah tidak memiliki hak untuk menggunakan dan mengaturnya, maka jaringan tersebut dapat dikategorikan sebagai jaringan eksternal.
Selain itu, OSPF juga merupakan
routing protokol yang berstandar terbuka. Maksudnya adalah routing protokol ini
bukan ciptaan dari vendor manapun. Dengan demikian, siapapun dapat
menggunakannya, perangkat manapun dapat kompatibel dengannya, dan di manapun routing
protokol ini dapat diimplementasikan.
OSPF merupakan routing protokol yang
menggunakan konsep hirarki routing, artinya OSPF membagi-bagi jaringan menjadi
beberapa tingkatan. Tingkatan-tingkatan ini diwujudkan dengan menggunakan
sistem pengelompokan area. Dengan menggunakan konsep hirarki routing ini sistem
penyebaran informasinya menjadi lebih teratur dan tersegmentasi, tidak menyebar
ke sana ke mari dengan sembarangan.
Efek dari keteraturan distribusi
routing ini adalah jaringan yang penggunaan bandwidth-nya lebih efisien, lebih
cepat mencapai konvergensi, dan lebih presisi dalam menentukan rute-rute
terbaik menuju ke sebuah lokasi. OSPF merupakan salah satu routing protocol
yang selalu berusaha untuk bekerja demikian.
Teknologi yang digunakan oleh routing
protokol ini adalah teknologi link-state yang memang didesain untuk bekerja
dengan sangat efisien dalam proses pengiriman update informasi rute. Hal ini
membuat routing protokol OSPF menjadi sangat cocok untuk terus dikembangkan
menjadi network berskala besar. Pengguna OSPF biasanya adalah para
administrator jaringan berskala sedang sampai besar. Jaringan dengan jumlah
router lebih dari sepuluh buah, dengan banyak lokasi-lokasi remote yang perlu
juga dijangkau dari pusat, dengan jumlah pengguna jaringan lebih dari lima
ratus perangkat komputer, mungkin sudah layak menggunakan routing protocol ini.
Bagaimana
OSPF Membentuk Hubungan dengan Router Lain?
Untuk memulai semua aktivitas OSPF dalam menjalankan pertukaran informasi routing, hal pertama yang harus dilakukannya adalah membentuk sebuah komunikasi dengan para router lain. Router lain yang berhubungan langsung atau yang berada di dalam satu jaringan dengan router OSPF tersebut disebut dengan neighbour router atau router tetangga.
Untuk memulai semua aktivitas OSPF dalam menjalankan pertukaran informasi routing, hal pertama yang harus dilakukannya adalah membentuk sebuah komunikasi dengan para router lain. Router lain yang berhubungan langsung atau yang berada di dalam satu jaringan dengan router OSPF tersebut disebut dengan neighbour router atau router tetangga.
Langkah pertama yang harus dilakukan
sebuah router OSPF adalah harus membentuk hubungan dengan neighbour router.
Router OSPF mempunyai sebuah mekanisme untuk dapat menemukan router tetangganya
dan dapat membuka hubungan. Mekanisme tersebut disebut dengan istilah Hello
protocol.
Dalam membentuk hubungan dengan
tetangganya, router OSPF akan mengirimkan sebuah paket berukuran kecil secara
periodik ke dalam jaringan atau ke sebuah perangkat yang terhubung langsung
dengannya. Paket kecil tersebut dinamai dengan istilah Hello packet. Pada
kondisi standar, Hello packet dikirimkan berkala setiap 10 detik sekali (dalam
media broadcast multiaccess) dan 30 detik sekali dalam media Point-to-Point.
Hello packet berisikan informasi
seputar pernak-pernik yang ada pada router pengirim. Hello packet pada umumnya
dikirim dengan menggunakan multicast address untuk menuju ke semua router yang
menjalankan OSPF (IP multicast 224.0.0.5). Semua router yang menjalankan OSPF
pasti akan mendengarkan protokol hello ini dan juga akan mengirimkan hello packet-nya
secara berkala. Cara kerja dari Hello protocol dan pembentukan neighbour router
terdiri dari beberapa jenis, tergantung dari jenis media di mana router OSPF
berjalan.
OSPF
Bekerja pada Media Apa Saja?
Seperti telah dijelaskan di atas, OSPF harus membentuk hubungan dulu dengan router tetangganya untuk dapat saling berkomunikasi seputar informasi routing. Untuk membentuk sebuah hubungan dengan router tetangganya, OSPF mengandalkan Hello protocol. Namun uniknya cara kerja Hello protocol pada OSPF berbeda-beda pada setiap jenis media. Ada beberapa jenis media yang dapat meneruskan informasi OSPF, masing-masing memiliki karakteristik sendiri, sehingga OSPF pun bekerja mengikuti karakteristik mereka. Media tersebut adalah sebagai berikut:
- Broadcast Multiaccess
Media jenis ini adalah media yang banyak terdapat dalam jaringan lokal atau LAN seperti misalnya ethernet, FDDI, dan token ring. Dalam kondisi media seperti ini, OSPF akan mengirimkan traffic multicast dalam pencarian router-router neighbour-nya. Namun ada yang unik dalam proses pada media ini, yaitu akan terpilih dua buah router yang berfungsi sebagai Designated Router (DR) dan Backup Designated Router (BDR). Apa itu DR dan BDR akan dibahas berikutnya. - Point-to-Point
Teknologi Point-to-Point digunakan pada kondisi di mana hanya ada satu router lain yang terkoneksi langsung dengan sebuah perangkat router. Contoh dari teknologi ini misalnya link serial. Dalam kondisi Point-to-Point ini, router OSPF tidak perlu membuat Designated Router dan Back-up-nya karena hanya ada satu router yang perlu dijadikan sebagai neighbour. Dalam proses pencarian neighbour ini, router OSPF juga akan melakukan pengiriman Hello packet dan pesan-pesan lainnya menggunakan alamat multicast bernama AllSPFRouters 224.0.0.5. - Point-to-Multipoint
Media jenis ini adalah media yang memiliki satu interface yang menghubungkannya dengan banyak tujuan. Jaringan-jaringan yang ada di bawahnya dianggap sebagai serangkaian jaringan Point-to-Point yang saling terkoneksi langsung ke perangkat utamanya. Pesan-pesan routing protocol OSPF akan direplikasikan ke seluruh jaringan Point-to-Point tersebut.
Pada jaringan jenis ini, traffic OSPF juga dikirimkan menggunakan alamat IP multicast. Tetapi yang membedakannya dengan media berjenis broadcast multi-access adalah tidak adanya pemilihan Designated dan Backup Designated Router karena sifatnya yang tidak
meneruskan broadcast. - Nonbroadcast Multiaccess (NBMA)
Media berjenis Nonbroadcast multi-access ini secara fisik merupakan sebuah serial line biasa yang sering ditemui pada media jenis Point-to-Point. Namun secara faktanya, media ini dapat menyediakan koneksi ke banyak tujuan, tidak hanya ke satu titik saja. Contoh dari media ini adalah X.25 dan frame relay yang sudah sangat terkenal dalam menyediakan solusi bagi kantor-kantor yang terpencar lokasinya. Di dalam penggunaan media ini pun dikenal dua jenis penggunaan, yaitu jaringan partial mesh dan fully mesh.
OSPF melihat media jenis ini sebagai media broadcast multiaccess. Namun pada kenyataannya, media ini tidak bisa meneruskan broadcast ke titik-titik yang ada di dalamnya. Maka dari itu untuk penerapan OSPF dalam media ini, dibutuhkan konfigurasi DR dan BDR yang dilakukan secara manual. Setelah DR dan BDR terpilih, router DR akan mengenerate LSA untuk seluruh jaringan.
Dalam media jenis ini yang menjadi DR dan BDR adalah router yang memiliki koneksi langsung ke seluruh router tetangganya. Semua traffic yang dikirimkan dari router-router neighbour akan direplikasikan oleh DR dan BDR untuk masing-masing router dan dikirim dengan menggunakan alamat unicast atau seperti layaknya proses OSPF pada media Point-to-Point.
Bagaimana
Proses OSPF Terjadi?
Secara garis besar, proses yang dilakukan routing protokol OSPF mulai dari awal hingga dapat saling bertukar informasi ada lima langkah. Berikut ini adalah langkah-langkahnya:
1.
Membentuk Adjacency Router
Adjacency router arti harafiahnya adalah router yang bersebelahan atau yang terdekat. Jadi proses pertama dari router OSPF ini adalah menghubungkan diri dan saling berkomunikasi dengan para router terdekat atau neighbour router. Untuk dapat membuka komunikasi, Hello protocol akan bekerja dengan mengirimkan Hello packet.
Adjacency router arti harafiahnya adalah router yang bersebelahan atau yang terdekat. Jadi proses pertama dari router OSPF ini adalah menghubungkan diri dan saling berkomunikasi dengan para router terdekat atau neighbour router. Untuk dapat membuka komunikasi, Hello protocol akan bekerja dengan mengirimkan Hello packet.
Misalkan ada dua buah router, Router
A dan B yang saling berkomunikasi OSPF. Ketika OSPF kali pertama bekerja, maka
kedua router tersebut akan saling mengirimkan Hello packet dengan alamat
multicast sebagai tujuannya. Di dalam Hello packet terdapat sebuah field yang
berisi Neighbour ID. Misalkan router B menerima Hello packet lebih dahulu dari
router A. Maka Router B akan mengirimkan kembali Hello packet-nya dengan
disertai ID dari Router A.
Ketika router A menerima hello
packet yang berisikan ID dari dirinya sendiri, maka Router A akan menganggap
Router B adalah adjacent router dan mengirimkan kembali hello packet yang telah
berisi ID Router B ke Router B. Dengan demikian Router B juga akan segera
menganggap Router A sebagai adjacent routernya. Sampai di sini adjacency
router telah terbentuk dan siap melakukan pertukaran informasi routing.
router telah terbentuk dan siap melakukan pertukaran informasi routing.
Contoh pembentukan adjacency di atas
hanya terjadi pada proses OSPF yang berlangsung pada media Point-to-Point.
Namun, prosesnya akan lain lagi jika OSPF berlangsung pada media broadcast
multiaccess seperti pada jaringan ethernet. Karena media broadcast akan
meneruskan paket-paket hello ke seluruh router yang ada dalam jaringan, maka
adjacency router-nya tidak hanya satu. Proses pembentukan adjacency akan terus
berulang sampai semua router yang ada di dalam jaringan tersebut menjadi
adjacent router.
Namun apa yang akan terjadi jika
semua router menjadi adjacent router? Tentu komunikasi OSPF akan meramaikan
jaringan. Bandwidth jaringan Anda menjadi tidak efisien terpakai karena jatah
untuk data yang sesungguhnya ingin lewat di dalamnya akan berkurang. Untuk itu
pada jaringan broadcast multiaccess akan terjadi lagi sebuah proses pemilihan
router yang menjabat sebagai “juru bicara” bagi router-router lainnya. Router
juru bicara ini sering disebut dengan istilah Designated Router. Selain router
juru bicara, disediakan juga back-up untuk router juru bicara ini. Router ini
disebut dengan istilah Backup Designated Router. Langkah berikutnya adalah
proses pemilihan DR dan BDR, jika memang diperlukan.
2. Memilih
DR dan BDR (jika diperlukan)
Dalam jaringan broadcast multiaccess, DR dan BDR sangatlah diperlukan. DR dan BDR akan menjadi pusat komunikasi seputar informasi OSPF dalam jaringan tersebut. Semua paket pesan yang ada dalam proses OSPF akan disebarkan oleh DR dan BDR. Maka itu, pemilihan DR dan BDR menjadi proses yang sangat kritikal. Sesuai dengan namanya, BDR merupakan “shadow” dari DR. Artinya BDR tidak akan digunakan sampai masalah terjadi pada router DR. Ketika router DR bermasalah, maka posisi juru bicara akan langsung diambil oleh router BDR. Sehingga perpindahan posisi juru bicara akan berlangsung dengan smooth.
Dalam jaringan broadcast multiaccess, DR dan BDR sangatlah diperlukan. DR dan BDR akan menjadi pusat komunikasi seputar informasi OSPF dalam jaringan tersebut. Semua paket pesan yang ada dalam proses OSPF akan disebarkan oleh DR dan BDR. Maka itu, pemilihan DR dan BDR menjadi proses yang sangat kritikal. Sesuai dengan namanya, BDR merupakan “shadow” dari DR. Artinya BDR tidak akan digunakan sampai masalah terjadi pada router DR. Ketika router DR bermasalah, maka posisi juru bicara akan langsung diambil oleh router BDR. Sehingga perpindahan posisi juru bicara akan berlangsung dengan smooth.
Proses pemilihan DR/BDR tidak lepas
dari peran penting Hello packet. Di dalam Hello packet ada sebuah field
berisikan ID dan nilai Priority dari sebuah router. Semua router yang ada dalam
jaringan broadcast multi-access akan menerima semua Hello dari semua router
yang ada dalam jaringan tersebut pada saat kali pertama OSPF berjalan. Router
dengan nilai Priority tertinggi akan menang dalam pemilihan dan langsung
menjadi DR. Router dengan nilai Priority di urutan kedua akan dipilih menjadi
BDR. Status DR dan BDR ini tidak akan berubah sampai salah satunya tidak dapat
berfungsi baik, meskipun ada router lain yang baru bergabung dalam jaringan
dengan nilai Priority-nya lebih tinggi.
Secara default, semua router OSPF
akan memiliki nilai Priority 1. Range Priority ini adalah mulai dari 0 hingga
255. Nilai 0 akan menjamin router tersebut tidak akan menjadi DR atau BDR,
sedangkan nilai 255 menjamin sebuah router pasti akan menjadi DR. Router ID
biasanya akan menjadi sebuah “tie breaker” jika nilai Priority-nya sama. Jika
dua buah router memiliki nilai Priority yang sama, maka yang menjadi DR dan BDR
adalah router dengan nilai router ID tertinggi dalam jaringan.
Setelah DR dan BDR terpilih, langkah
selanjutnya adalah mengumpulkan seluruh informasi jalur dalam jaringan.
3.
Mengumpulkan State-state dalam Jaringan
Setelah terbentuk hubungan antarrouter-router OSPF, kini saatnya untuk bertukar informasi mengenai state-state dan jalur-jalur yang ada dalam jaringan. Pada jaringan yang menggunakan media broadcast multiaccess, DR-lah yang akan melayani setiap router yang ingin bertukar informasi OSPF dengannya. DR akan memulai lebih dulu proses pengiriman ini. Namun yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah, siapakah yang memulai lebih dulu pengiriman data link-state OSPF tersebut pada jaringan Point-to-Point?
Setelah terbentuk hubungan antarrouter-router OSPF, kini saatnya untuk bertukar informasi mengenai state-state dan jalur-jalur yang ada dalam jaringan. Pada jaringan yang menggunakan media broadcast multiaccess, DR-lah yang akan melayani setiap router yang ingin bertukar informasi OSPF dengannya. DR akan memulai lebih dulu proses pengiriman ini. Namun yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah, siapakah yang memulai lebih dulu pengiriman data link-state OSPF tersebut pada jaringan Point-to-Point?
Untuk itu, ada sebuah fase yang
menangani siapa yang lebih dulu melakukan pengiriman. Fase ini akan memilih
siapa yang akan menjadi master dan siapa yang menjadi slave dalam proses pengiriman.
Router yang menjadi master akan
melakukan pengiriman lebih dahulu, sedangkan router slave akan mendengarkan
lebih dulu. Fase ini disebut dengan istilah Exstart State. Router master dan
slave dipilih berdasarkan router ID tertinggi dari salah satu router. Ketika
sebuah router mengirimkan Hello packet, router ID masing-masing juga dikirimkan
ke router neighbour.
Setelah membandingkan dengan
miliknya dan ternyata lebih rendah, maka router tersebut akan segera terpilih
menjadi master dan melakukan pengiriman lebih dulu ke router slave. Setelah
fase Exstart lewat, maka router akan memasuki fase Exchange. Pada fase ini
kedua buah router akan saling mengirimkan Database Description Packet. Isi
paket ini adalah ringkasan status untuk seluruh media yang ada dalam jaringan.
Jika router penerimanya belum memiliki informasi yang ada dalam paket Database
Description, maka router pengirim akan masuk dalam fase loading state. Fase
loading state merupakan fase di mana sebuah router mulai mengirimkan informasi
state secara lengkap ke router tetangganya.
Setelah loading state selesai, maka
router-router yang tergabung dalam OSPF akan memiliki informasi state yang
lengkap dan penuh dalam database statenya. Fase ini disebut dengan istilah Full
state. Sampai fase ini proses awal OSPF sudah selesai, namun database state
tidak bisa digunakan untuk proses forwarding data. Maka dari itu, router akan
memasuki langkah selanjutnya, yaitu memilih rute-rute terbaik menuju ke suatu
lokasi yang ada dalam database state tersebut.
4. Memilih
Rute Terbaik untuk Digunakan
Setelah informasi seluruh jaringan berada dalam database, maka kini saatnya untuk memilih rute terbaik untuk dimasukkan ke dalam routing table. Jika sebuah rute telah masuk ke dalam routing table, maka rute tersebut akan terus digunakan. Untuk memilih rute-rute terbaik, parameter yang digunakan oleh OSPF adalah Cost. Metrik Cost biasanya akan menggambarkan seberapa dekat dan cepatnya sebuah rute. Nilai Cost didapat dari perhitungan dengan rumus:
Cost of the link = 108 /
Bandwidth
Setelah informasi seluruh jaringan berada dalam database, maka kini saatnya untuk memilih rute terbaik untuk dimasukkan ke dalam routing table. Jika sebuah rute telah masuk ke dalam routing table, maka rute tersebut akan terus digunakan. Untuk memilih rute-rute terbaik, parameter yang digunakan oleh OSPF adalah Cost. Metrik Cost biasanya akan menggambarkan seberapa dekat dan cepatnya sebuah rute. Nilai Cost didapat dari perhitungan dengan rumus:
Cost of the link = 108 /
Bandwidth
Router OSPF akan menghitung semua
cost yang ada dan akan menjalankan algoritma Shortest Path First untuk memilih
rute terbaiknya. Setelah selesai, maka rute tersebut langsung dimasukkan dalam
routing table dan siap digunakan untuk forwarding data.
5. Menjaga
Informasi Routing Tetap Upto-date
Ketika sebuah rute sudah masuk ke dalam routing table, router tersebut harus juga me-maintain state database-nya. Hal ini bertujuan kalau ada sebuah rute yang sudah tidak valid, maka router harus tahu dan tidak boleh lagi menggunakannya.
Ketika sebuah rute sudah masuk ke dalam routing table, router tersebut harus juga me-maintain state database-nya. Hal ini bertujuan kalau ada sebuah rute yang sudah tidak valid, maka router harus tahu dan tidak boleh lagi menggunakannya.
Ketika ada perubahan link-state
dalam jaringan, OSPF router akan melakukan flooding terhadap perubahan ini.
Tujuannya adalah agar seluruh router dalam jaringan mengetahui perubahan
tersebut.
Sampai di sini semua proses OSPF akan
terus berulang-ulang. Mekanisme seperti ini membuat informasi rute-rute yang
ada dalam jaringan terdistribusi dengan baik, terpilih dengan baik dan dapat
digunakan dengan baik pula.
Jaringan
Besar? Gunakan OSPF!
Sampai di sini proses dasar yang terjadi dalam OSPF sudah lebih dipahami, meskipun masih sangat dasar dan belum detail. Melihat proses terjadinya pertukaran informasi di atas, mungkin Anda bisa memprediksi bahwa OSPF merupakan sebuah routing protokol yang kompleks dan rumit. Namun di balik kerumitannya tersebut ada sebuah kehebatan yang luar biasa. Seluruh informasi state yang ditampung dapat membuat rute terbaik pasti terpilih dengan benar. Selain itu dengan konsep hirarki, Anda dapat membatasi ukuran link-state database-nya, sehingga tidak terlalu besar. Artinya proses CPU juga menjadi lebih ringan.
Sampai di sini proses dasar yang terjadi dalam OSPF sudah lebih dipahami, meskipun masih sangat dasar dan belum detail. Melihat proses terjadinya pertukaran informasi di atas, mungkin Anda bisa memprediksi bahwa OSPF merupakan sebuah routing protokol yang kompleks dan rumit. Namun di balik kerumitannya tersebut ada sebuah kehebatan yang luar biasa. Seluruh informasi state yang ditampung dapat membuat rute terbaik pasti terpilih dengan benar. Selain itu dengan konsep hirarki, Anda dapat membatasi ukuran link-state database-nya, sehingga tidak terlalu besar. Artinya proses CPU juga menjadi lebih ringan.
Daftar
Pustaka:
- pcmedia.or.id
Setting
Mikrotik dan Quagga
Basic configure untuk ospf di quagga
(asumsi zebra, ospfd sudah terinstall)
quangga1 (172.16.0.200/28) ——
(172.16.0.204/28)Mikrotik
- config IP address di zebra
[ebenz@ebenz ~]$ telnet localhost 2601
Trying 127.0.0.1…
Connected to localhost.localdomain (127.0.0.1).
Escape character is ‘^]’.
[ebenz@ebenz ~]$ telnet localhost 2601
Trying 127.0.0.1…
Connected to localhost.localdomain (127.0.0.1).
Escape character is ‘^]’.
Hello, this is Quagga (version
0.98.3).
Copyright 1996-2005 Kunihiro Ishiguro, et al.
User Access Verification
Password:
Router> en
Password:
Router#
Router# conf t
Router(config)# int eth0
Router(config-if)# ip ad
Router(config-if)# ip address 172.16.0.200/28
Router#
Copyright 1996-2005 Kunihiro Ishiguro, et al.
User Access Verification
Password:
Router> en
Password:
Router#
Router# conf t
Router(config)# int eth0
Router(config-if)# ip ad
Router(config-if)# ip address 172.16.0.200/28
Router#
- config
router ospf (ospfd)
ospfd# conf t
ospfd(config)# router ospf
ospfd(config-router)# ospf router-id 172.16.0.200
ospfd(config-router)# redistribute kernel
ospfd(config-router)# redistribute connected
ospfd(config-router)# redistribute static
ospfd(config-router)# network 172.16.0.192/28 area 0.0.0.1
ospfd(config-router)# default-information originate always
ospfd(config-router)# end
ospfd(config)# router ospf
ospfd(config-router)# ospf router-id 172.16.0.200
ospfd(config-router)# redistribute kernel
ospfd(config-router)# redistribute connected
ospfd(config-router)# redistribute static
ospfd(config-router)# network 172.16.0.192/28 area 0.0.0.1
ospfd(config-router)# default-information originate always
ospfd(config-router)# end
- Setting IP address Mikrotik
[admin@MikroTik] > ip address add
address=172.16.0.204/28 interface=Backbone
- config
routing ospf Mikrotik
[admin@MikroTik] > routing ospf
set router-id=172.16.0.204
[admin@MikroTik] > routing ospf set distribute-default=never (note, neigbhor sudah aktif)
[admin@MikroTik] > routing ospf set redistribute-connected=as-type-2
[admin@MikroTik] > routing ospf set redistribute-static=as-type-2
[admin@MikroTik] > routing ospf set distribute-default=never (note, neigbhor sudah aktif)
[admin@MikroTik] > routing ospf set redistribute-connected=as-type-2
[admin@MikroTik] > routing ospf set redistribute-static=as-type-2
- config
area & network
[admin@MikroTik] > routing ospf
area add area-id=0.0.0.1 name=area1
[admin@MikroTik] > routing ospf network add network=172.16.0.192/28 area=area1
[admin@MikroTik] > routing ospf network add network=172.16.0.192/28 area=area1
secara basic dan default setting
ospf di quangga dan mikrotik sudah selesai, tingal kita lihat statusnya
di Mikrotik dan quangga
Mikrotik ;
[admin@MikroTik] > routing ospf neighbor print
router-id=172.16.0.200 address=172.16.0.204 priority=1 state=”2-Way” state-changes=0 ls-retransmits=0 ls-requests=0 db-summaries=0 dr-id=172.16.0.204 backup-dr-id=0.0.0.0
di Mikrotik dan quangga
Mikrotik ;
[admin@MikroTik] > routing ospf neighbor print
router-id=172.16.0.200 address=172.16.0.204 priority=1 state=”2-Way” state-changes=0 ls-retransmits=0 ls-requests=0 db-summaries=0 dr-id=172.16.0.204 backup-dr-id=0.0.0.0
ups, sepertinya belum full. Check
debug ospf pada log ;
[admin@MikroTik] routing> /log
print
13:08:01 ospf,debug Hello received from 172.16.0.200 via [eth1:172.16.0.204]
13:08:01 ospf,debug Hello from 172.16.0.200: invalid HelloInterval 3, expected 10
13:08:04 ospf,debug Hello received from 172.16.0.200 via [eth1:172.16.0.204]
13:08:04 ospf,debug Hello from 172.16.0.200: invalid HelloInterval 3, expected 10
13:08:05 ospf,debug Hello sent to 224.0.0.5 via[eth1:172.16.0.204]
13:08:07 ospf,debug Hello received from 172.16.0.200 via [eth1:172.16.0.204]
13:08:07 ospf,debug Hello from 172.16.0.200: invalid HelloInterval 3, expected 10
13:08:10 ospf,debug Hello received from 172.16.0.200 via [eth1:172.16.0.204]
13:08:10 ospf,debug Hello from 172.16.0.200: invalid HelloInterval 3, expected 10
13:08:13 ospf,debug Hello received from 172.16.0.200 via [eth1:172.16.0.204]
13:08:13 ospf,debug Hello from 172.16.0.200: invalid HelloInterval 3, expected 10
13:08:01 ospf,debug Hello received from 172.16.0.200 via [eth1:172.16.0.204]
13:08:01 ospf,debug Hello from 172.16.0.200: invalid HelloInterval 3, expected 10
13:08:04 ospf,debug Hello received from 172.16.0.200 via [eth1:172.16.0.204]
13:08:04 ospf,debug Hello from 172.16.0.200: invalid HelloInterval 3, expected 10
13:08:05 ospf,debug Hello sent to 224.0.0.5 via[eth1:172.16.0.204]
13:08:07 ospf,debug Hello received from 172.16.0.200 via [eth1:172.16.0.204]
13:08:07 ospf,debug Hello from 172.16.0.200: invalid HelloInterval 3, expected 10
13:08:10 ospf,debug Hello received from 172.16.0.200 via [eth1:172.16.0.204]
13:08:10 ospf,debug Hello from 172.16.0.200: invalid HelloInterval 3, expected 10
13:08:13 ospf,debug Hello received from 172.16.0.200 via [eth1:172.16.0.204]
13:08:13 ospf,debug Hello from 172.16.0.200: invalid HelloInterval 3, expected 10
dari hasil log ada ketidak cocokan
hellointerval antara quangga dan Mikrotik.
Check default hellointerval di quangga dan sesuaikan sesuai informasi log yaitu 10
Check default hellointerval di quangga dan sesuaikan sesuai informasi log yaitu 10
ospfd# conf t
ospfd(config)# int eth0
ospfd(config-if)# ip ospf hello-interval 10
ospfd(config-if)# end
ospfd(config)# int eth0
ospfd(config-if)# ip ospf hello-interval 10
ospfd(config-if)# end
before
quangga;
ospfd# sh ip ospf neighbor
Neighbor ID Pri State Dead Time Address Interface RXmtL RqstL DBsmL
before mikrotik;
router-id=172.16.0.204 address=172.16.0.204 priority=1 state=”2-Way” state-changes=0 ls-retransmits=0 ls-requests=0 db-summaries=0 dr-id=172.16.0.204 backup-dr-id=0.0.0.0
After quangga;
ospfd# sh ip ospf neighbor
Neighbor ID Pri State Dead Time Address Interface RXmtL RqstL DBsmL
172.16.0.204 1 Full/DR 00:00:39 172.16.0.204 eth0:172.16.0.200 0 0 0
After Mikrotik;
[admin@MikroTik] > routing ospf neighbor print
router-id=172.16.0.200 address=172.16.0.200 priority=0 state=”Full” state-changes=5 ls-retransmits=0 ls-requests=0 db-summaries=0 dr-id=172.16.0.204 backup-dr-id=0.0.0.0
router-id=172.16.0.204 address=172.16.0.204 priority=1 state=”2-Way” state-changes=0 ls-retransmits=0 ls-requests=0 db-summaries=0 dr-id=172.16.0.204 backup-dr-id=0.0.0.0
ospfd# sh ip ospf neighbor
Neighbor ID Pri State Dead Time Address Interface RXmtL RqstL DBsmL
before mikrotik;
router-id=172.16.0.204 address=172.16.0.204 priority=1 state=”2-Way” state-changes=0 ls-retransmits=0 ls-requests=0 db-summaries=0 dr-id=172.16.0.204 backup-dr-id=0.0.0.0
After quangga;
ospfd# sh ip ospf neighbor
Neighbor ID Pri State Dead Time Address Interface RXmtL RqstL DBsmL
172.16.0.204 1 Full/DR 00:00:39 172.16.0.204 eth0:172.16.0.200 0 0 0
After Mikrotik;
[admin@MikroTik] > routing ospf neighbor print
router-id=172.16.0.200 address=172.16.0.200 priority=0 state=”Full” state-changes=5 ls-retransmits=0 ls-requests=0 db-summaries=0 dr-id=172.16.0.204 backup-dr-id=0.0.0.0
router-id=172.16.0.204 address=172.16.0.204 priority=1 state=”2-Way” state-changes=0 ls-retransmits=0 ls-requests=0 db-summaries=0 dr-id=172.16.0.204 backup-dr-id=0.0.0.0
check route di quangga
Router# sh ip route
Codes: K – kernel route, C – connected, S – static, R – RIP, O – OSPF,
I – ISIS, B – BGP, > – selected route, * – FIB route
Codes: K – kernel route, C – connected, S – static, R – RIP, O – OSPF,
I – ISIS, B – BGP, > – selected route, * – FIB route
O>* 20.21.22.0/30 [110/20] via
172.16.0.204, eth0, 00:05:12
O>* 20.21.22.4/30 [110/20] via 172.16.0.204, eth0, 00:05:12
O>* 20.21.22.8/30 [110/20] via 172.16.0.204, eth0, 00:05:12
O>* 20.21.22.12/30 [110/20] via 172.16.0.204, eth0, 00:05:12
O>* 20.21.22.16/30 [110/20] via 172.16.0.204, eth0, 00:05:12
O>* 20.21.22.20/30 [110/20] via 172.16.0.204, eth0, 00:05:12
O>* 30.31.32.0/30 [110/20] via 172.16.0.204, eth0, 00:05:12
O>* 30.31.32.4/30 [110/20] via 172.16.0.204, eth0, 00:05:12
O>* 30.31.32.8/30 [110/20] via 172.16.0.204, eth0, 00:05:12
O>* 30.31.32.12/30 [110/20] via 172.16.0.204, eth0, 00:05:12
O>* 30.31.32.16/30 [110/20] via 172.16.0.204, eth0, 00:05:12
O>* 40.41.42.0/30 [110/20] via 172.16.0.204, eth0, 00:05:12
O>* 40.41.42.4/30 [110/20] via 172.16.0.204, eth0, 00:05:12
O>* 40.41.42.8/30 [110/20] via 172.16.0.204, eth0, 00:05:12
O>* 40.41.42.12/30 [110/20] via 172.16.0.204, eth0, 00:05:12
O>* 40.41.42.16/30 [110/20] via 172.16.0.204, eth0, 00:05:12
O>* 40.41.42.20/30 [110/20] via 172.16.0.204, eth0, 00:05:12
O>* 40.41.42.24/30 [110/20] via 172.16.0.204, eth0, 00:05:12
O>* 40.41.42.28/30 [110/20] via 172.16.0.204, eth0, 00:05:12
O>* 40.41.42.32/30 [110/20] via 172.16.0.204, eth0, 00:05:12
C>* 127.0.0.0/8 is directly connected, lo
K>* 169.254.0.0/16 is directly connected, eth0
O 172.16.0.192/28 [110/10] is directly connected, eth0, 01:57:17
C>* 172.16.0.192/28 is directly connected, eth0
O>* 192.168.99.0/24 [110/20] via 172.16.0.204, eth0, 00:05:12
O>* 20.21.22.4/30 [110/20] via 172.16.0.204, eth0, 00:05:12
O>* 20.21.22.8/30 [110/20] via 172.16.0.204, eth0, 00:05:12
O>* 20.21.22.12/30 [110/20] via 172.16.0.204, eth0, 00:05:12
O>* 20.21.22.16/30 [110/20] via 172.16.0.204, eth0, 00:05:12
O>* 20.21.22.20/30 [110/20] via 172.16.0.204, eth0, 00:05:12
O>* 30.31.32.0/30 [110/20] via 172.16.0.204, eth0, 00:05:12
O>* 30.31.32.4/30 [110/20] via 172.16.0.204, eth0, 00:05:12
O>* 30.31.32.8/30 [110/20] via 172.16.0.204, eth0, 00:05:12
O>* 30.31.32.12/30 [110/20] via 172.16.0.204, eth0, 00:05:12
O>* 30.31.32.16/30 [110/20] via 172.16.0.204, eth0, 00:05:12
O>* 40.41.42.0/30 [110/20] via 172.16.0.204, eth0, 00:05:12
O>* 40.41.42.4/30 [110/20] via 172.16.0.204, eth0, 00:05:12
O>* 40.41.42.8/30 [110/20] via 172.16.0.204, eth0, 00:05:12
O>* 40.41.42.12/30 [110/20] via 172.16.0.204, eth0, 00:05:12
O>* 40.41.42.16/30 [110/20] via 172.16.0.204, eth0, 00:05:12
O>* 40.41.42.20/30 [110/20] via 172.16.0.204, eth0, 00:05:12
O>* 40.41.42.24/30 [110/20] via 172.16.0.204, eth0, 00:05:12
O>* 40.41.42.28/30 [110/20] via 172.16.0.204, eth0, 00:05:12
O>* 40.41.42.32/30 [110/20] via 172.16.0.204, eth0, 00:05:12
C>* 127.0.0.0/8 is directly connected, lo
K>* 169.254.0.0/16 is directly connected, eth0
O 172.16.0.192/28 [110/10] is directly connected, eth0, 01:57:17
C>* 172.16.0.192/28 is directly connected, eth0
O>* 192.168.99.0/24 [110/20] via 172.16.0.204, eth0, 00:05:12
Sumber : http://ebenz.indointernet.com
No comments:
Post a Comment